ilmupengetahuanalam.com – Gunung tinggi yang menjulang gagah tampak seolah menguasai Pulau Ternate. Hamparan pepohonan membentang luas, membentuk selimut hijau yang memanjakan mata. Di kejauhan, suara debur ombak terdengar lembut, menghadirkan ketenangan jiwa. Pulau Ternate pun seakan berpusat pada satu titik utama: Gunung Gamalama.
Makna Nama Gamalama dan Simbol Kebesaran Ternate
Nama Gamalama berasal dari kata Kie Gam Lamo yang berarti “negeri yang besar”. Nama ini menjadi simbol kebesaran dan kejayaan masyarakat yang telah mendiami Pulau Ternate sejak masa lampau. Gunung Gamalama bukan hanya bentang alam, tetapi juga lambang identitas dan kebanggaan warga setempat.
Legenda Danau Tolire dan Jejak Letusan Dahsyat
Di balik keindahannya, Gunung Gamalama menyimpan sejarah panjang dan kisah legenda. Salah satu cerita paling terkenal adalah asal-usul Danau Tolire. Konon, danau ini dulunya merupakan sebuah desa bernama Soela Takomi. Pada tahun 1775, letusan besar Gunung Gamalama menghancurkan desa tersebut beserta penduduknya, meninggalkan cekungan yang kini dikenal sebagai Danau Tolire.

Riwayat Letusan yang Mengguncang Ternate
Sepanjang sejarah, Gunung Gamalama telah mengalami lebih dari 60 kali letusan. Letusan pertamanya tercatat pada tahun 1538 dan menelan korban jiwa hingga ratusan orang. Beberapa letusannya bahkan begitu dahsyat hingga menutupi langit Ternate dengan abu vulkanik dan memaksa warga mengungsi ke Pulau Tidore. Meski demikian, masyarakat Ternate tetap bertahan dan tidak pernah meninggalkan tanah kelahirannya.
Gunung Gamalama dan Pertumbuhan Kota Ternate
Walaupun aktivitas vulkanik Gamalama tak pernah benar-benar berhenti, laju pertumbuhan penduduk Ternate justru terus meningkat. Dari masa ke masa, Ternate berkembang menjadi salah satu pusat aktivitas utama di Provinsi Maluku Utara, berdampingan dengan ancaman alam yang selalu mengintai.

Tradisi Kololie Kie, Warisan Leluhur Ternate
Aktivitas Gunung Gamalama turut memengaruhi budaya dan tradisi masyarakat setempat. Salah satu tradisi sakral yang masih dilestarikan hingga kini adalah Kololie Kie, yang rutin digelar dalam rangkaian Festival Legu Gam. Ritual ini dilakukan dengan cara mengelilingi Gunung Gamalama sambil mengunjungi tempat-tempat dan makam keramat, sebagai bentuk doa kepada Sang Pencipta dan leluhur agar gunung tetap bersahabat.
Tantangan Pendakian dan Kepercayaan Lokal
Gunung Gamalama juga menjadi destinasi menarik bagi para pendaki dan pencinta alam. Pendakian ke gunung ini tidak dipungut biaya, namun para tetua adat biasanya menyarankan pendaki untuk berdoa terlebih dahulu serta menjaga sikap dan kebersihan alam. Menariknya, terdapat kepercayaan bahwa pendaki tidak dianjurkan berjumlah ganjil, karena diyakini dapat membawa petaka bagi salah satu anggota rombongan.
Alam, Sejarah, dan Kehidupan yang Tak Terpisahkan
Keberadaan Gunung Gamalama tidak bisa dilepaskan dari perjalanan panjang masyarakat Ternate. Selain menjadi saksi sejarah dan sumber cerita kelam letusan, keindahan alam Gamalama juga menghadirkan kesejahteraan melalui sektor pertanian dan pariwisata. Gunung ini tetap berdiri megah, menyimpan cerita tentang kekuatan alam dan keteguhan manusia yang hidup di sekitarnya.
