ilmupengetahuanalam.com – Menikmati tingkah laku hewan langka sambil melihat kekayaan flora tropis adalah pengalaman yang menakjubkan. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, datang untuk menjelajahi Taman Nasional Baluran di Situbondo, Jawa Timur. Kawasan ini dikenal sebagai “Afrika van Java” karena padang sabananya yang luas dan eksotis.
Perjalanan Menuju Baluran: Dari Kota ke Alam Liar
Perjalanan menuju Taman Nasional Baluran dari Surabaya memakan waktu sekitar lima jam. Jaraknya lebih dari 200 kilometer melalui jalur pantai utara Jawa Timur.
Begitu memasuki kawasan taman nasional, suasana berubah drastis. Deretan pohon akasia kering tampak di tengah tanah tandus. Kondisi ini menjadi ciri khas musim kemarau panjang di kawasan tersebut. Pada akhir 2014, kebakaran hutan sempat terjadi akibat cuaca yang sangat kering.
Gerbang Menuju Alam Liar
Setelah melewati Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih, pengunjung akan melihat gerbang utama Taman Nasional Baluran. Lokasinya berada di Jalan Raya Banyuwangi–Situbondo KM 35.
Dari sini, perjalanan dilanjutkan ke Padang Sabana Bekol selama sekitar 30 menit. Di sepanjang jalan, wisatawan bisa melihat kera ekor panjang yang berkeliaran. Beberapa burung langka juga sering terlihat bertengger di dahan pohon.

Padang Sabana Bekol: Afrika Kecil di Tanah Jawa
Taman Nasional Baluran memiliki luas sekitar 25.000 hektare. Sekitar 40 persen di antaranya, atau 10.000 hektare, berupa ekosistem sabana alami. Padang Sabana Bekol menjadi ikon utama sekaligus sabana terluas di Pulau Jawa.
Memasuki area ini, pengunjung seperti dibawa ke lanskap sabana Afrika. Pemandangan semakin indah dengan latar belakang Gunung Baluran yang menjulang setinggi 1.247 meter di atas permukaan laut.
Padang Sabana Bekol menjadi habitat berbagai satwa liar. Beberapa di antaranya adalah kera ekor panjang (Macaca fascicularis), rusa (Cervus timorensis), dan banteng Jawa (Bos javanicus) yang menjadi simbol kawasan ini.
Kekayaan Fauna: Surga Bagi Pengamat Satwa
Menurut data pengelola, Baluran memiliki keanekaragaman fauna yang luar biasa. Tercatat 28 jenis mamalia, 189 jenis burung, serta berbagai spesies ikan dan reptilia.
Dari semua satwa itu, 47 jenis di antaranya termasuk hewan langka yang dilindungi undang-undang. Karena itu, Baluran sering menjadi lokasi penelitian biologi dan konservasi satwa Indonesia.

Flora Eksotis: Rumah Bagi 444 Spesies Tanaman
Selain fauna, Baluran juga kaya akan flora. Ada 444 spesies tanaman dari 87 familia yang tumbuh di kawasan ini. Sebagian besar merupakan tumbuhan obat, tanaman eksotis, dan vegetasi khas hutan mangrove.
Beberapa jenis tumbuhan yang umum dijumpai antara lain ketapang (Terminalia catappa), gebang (Corypha utan), dan mimbo (Azadiracta indica).
Miniatur Hutan Indonesia
Baluran sering disebut sebagai miniatur hutan Indonesia. Di dalamnya terdapat berbagai ekosistem khas Nusantara seperti hutan pantai, hutan mangrove, hutan payau, padang sabana, dan terumbu karang di pesisirnya.
Kekayaan ini menjadikan Baluran bukan sekadar destinasi wisata. Kawasan ini juga berperan penting sebagai laboratorium alam untuk penelitian dan pendidikan lingkungan.
Aktivitas Wisata Alam yang Seru
Dengan lanskap yang luas dan menantang, Baluran menawarkan banyak aktivitas menarik. Pengunjung bisa hiking ke Gunung Baluran, yang memiliki kaldera sepanjang 600 meter dan sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun.
Selain hiking, trekking dan bird watching menjadi kegiatan favorit. Wisatawan dapat menjelajahi vegetasi yang beragam sambil mengamati perilaku satwa liar di habitat aslinya.
Pesona Pantai-Pantai di Baluran
Di tengah sabana yang kering, Baluran juga memiliki pantai-pantai indah. Pantai Bama adalah yang paling terkenal dengan pasir putih dan ombak yang tenang. Pantai ini cocok untuk snorkeling atau sekadar menikmati suasana laut.

Selain itu, ada Pantai Batu Hitam, Pantai Klatak, dan Pantai Bama Kecil. Semua pantai ini menawarkan keindahan alami yang berpadu dengan ekosistem liar di sekitarnya.
Menjaga Keindahan Alam untuk Masa Depan
Menjelajahi Taman Nasional Baluran adalah cara terbaik untuk menikmati kekayaan alam Indonesia. Namun, keindahan ini hanya akan bertahan jika kita ikut menjaga dan melestarikannya.
Dengan semangat ekowisata, pengunjung diharapkan dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem. Hanya dengan cara itu keajaiban alam Baluran bisa dinikmati oleh generasi mendatang.
