Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu gunung tertinggi di Jawa Barat setelah Gunung Ciremai. Gunung ini memiliki sejarah panjang, mulai dari proses pembentukannya hingga penetapannya sebagai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).
Pembentukan
Gunung Gede Pangrango terbentuk akibat tumbukan antara lempeng Eurasia dan lempeng Oceanik. Gunung Pangrango sendiri terbentuk dari proses subduksi antara Pulau Jawa dan Samudra Hindia, menciptakan lanskap megah yang kita kenal saat ini.
Sejarah Letusan
Gunung Gede Pangrango tercatat pernah mengalami 27 kali letusan sejak tahun 1747 hingga 1957. Letusan terbesar terjadi pada tahun 1840 dengan skala VEI-3. Letusan pertama dari gunung ini bahkan membentuk sumber air panas yang kini menjadi salah satu destinasi wisata populer.
Pendakian dan Eksplorasi
Gunung Gede telah lama menarik minat banyak peneliti. Salah satu tokoh yang berhasil mencapai puncaknya adalah Gubernur Jenderal Stamford Raffles pada tahun 1815. Hingga kini, jalur pendakian ke puncak Gunung Gede tetap menjadi favorit bagi para pendaki yang ingin menikmati keindahan alamnya.
Cagar Alam Cibodas dan Cagar Biosfer
Pada tahun 1889, kawasan konservasi di Gunung Gede resmi ditetapkan sebagai Cagar Alam Cibodas, menjadikannya sebagai konservasi pertama di Indonesia. Kemudian, pada tahun 1978, kawasan ini diperluas menjadi 14.000 hektar dan ditetapkan sebagai Cagar Biosfer Gunung Gede Pangrango oleh UNESCO.
Mitos dan Legenda
Gunung Gede tidak hanya dikenal karena keindahannya, tetapi juga karena mitos yang menyelimutinya. Masyarakat setempat percaya bahwa gunung ini dihuni oleh makhluk gaib seperti kuntilanak dan Aul, sosok misterius dengan dua kepala.
Alun-Alun Suryakencana: Keindahan yang Disakralkan
Alun-Alun Suryakencana merupakan salah satu tempat paling sakral di Gunung Gede. Penduduk setempat meyakini bahwa Raden Pangeran Suryakencana pernah bertapa di tempat ini bersama keluarganya. Selain nilai spiritualnya, Alun-Alun Suryakencana juga menawarkan pemandangan padang rumput luas yang memesona.
Bunga Abadi Edelweis
Gunung Gede adalah rumah bagi bunga edelweis, yang dikenal sebagai “bunga abadi.” Bunga ini dapat ditemukan di kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, terutama di Alun-Alun Suryakencana. Edelweis merupakan tumbuhan langka yang mampu bertahan hingga ratusan tahun dan hanya tumbuh di beberapa gunung di Indonesia.
Perkembangan Perkebunan Teh
Pada tahun 1830-an, daerah di lereng utara Gunung Gede, seperti Ciawi dan Cikopo, mulai dikembangkan sebagai lahan perkebunan teh. Hingga kini, perkebunan teh di kawasan ini tetap menjadi bagian penting dari perekonomian dan pariwisata setempat.
Gunung Gede Pangrango tidak hanya menyimpan keindahan alam yang luar biasa, tetapi juga sejarah panjang dan cerita mistis yang menarik untuk dijelajahi. Dengan statusnya sebagai taman nasional, gunung ini terus dijaga agar tetap menjadi surga bagi para pecinta alam dan petualang