ilmupengetahuanalam.com – Bayangkan sebuah tempat di mana Anda bisa menarik napas dalam-dalam tanpa khawatir akan polusi, di mana udara terasa ringan, segar, dan menyejukkan paru-paru. Tempat itu nyata dan bukan di Swiss atau Himalaya, melainkan di ujung timur Pulau Madura—tepatnya di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Nama pulau itu adalah Gili Iyang, sebuah pulau kecil yang kini dikenal dunia karena memiliki kadar oksigen tertinggi kedua di dunia setelah Antartika.

Julukan “Pulau Oksigen” Bukan Sekadar Promosi

Julukan “Pulau Oksigen” bukan sekadar slogan wisata. Sejak tahun 2006, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), LIPI, dan Balitbang Sumenep melakukan pengukuran kualitas udara secara intensif. Hasilnya mencengangkan: kadar oksigen di Gili Iyang mencapai 20,9% pada siang hari dan meningkat hingga 21% di malam hari. Angka ini lebih tinggi dari kadar oksigen rata-rata di dataran rendah yang hanya 18-19%.

Warga Merasakan Manfaat Udara Segar Setiap Hari

“Udara di sini memang luar biasa. Rasanya beda, Mbak. Kalau bangun pagi, dada ringan, kepala segar, napas jadi enteng,” ujar Hamzah, warga Desa Banraas sekaligus anggota Pokdarwis Gili Iyang. Banyak wisatawan penasaran dan datang hanya untuk merasakan segarnya udara alami. “Tidur di sini lebih nyenyak dari hotel bintang lima,” tambahnya sambil tertawa.

Struktur Tanah Berongga dan Gua Alami Jadi Kunci

Apa rahasianya? Menurut Ahyak Ulumuddin, Ketua Pokdarwis Gili Iyang, tanah di pulau ini memiliki struktur berongga alami yang mendukung sirkulasi udara secara maksimal. Ditambah lagi, terdapat aerosol laut seperti magnesium sulfat yang membantu membersihkan saluran pernapasan. Saat malam hari, proses penyaringan udara terjadi secara alami melalui rongga dan gua bawah tanah.

19 Gua Alami, Jantung Sirkulasi Udara Gili Iyang

Pulau ini memiliki setidaknya 19 gua alami yang tersebar di berbagai titik. Gua Mahakarya menjadi yang paling terkenal karena formasi stalaktit dan stalagmitnya yang eksotis. Selain menjadi daya tarik wisata, gua-gua ini berperan sebagai paru-paru alami, menjaga udara tetap bersih dan menyegarkan.

Minim Polusi, Minim Kendaraan, Maksimal Kehidupan

Di Gili Iyang, polusi nyaris tidak ada. Tidak ada kendaraan bermotor padat, tidak ada pabrik, dan lingkungan dipenuhi pohon rindang. Jalan-jalan sepi, udara sejuk, dan burung-burung masih bebas beterbangan. Semua ini memperkuat kualitas udara di pulau tersebut.

Usia Panjang Jadi Cermin Kualitas Hidup

Dampak dari tingginya kadar oksigen terlihat jelas pada usia harapan hidup penduduk. Berdasarkan data dari Badan Lingkungan Hidup dan Bappeda Sumenep tahun 2011, 50% warga berusia di atas 60 tahun, dan 23,5% di atas 80 tahun. Uniknya, para lansia di sini masih aktif bekerja dan berjalan kaki setiap hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *