ilmupengetahuanalam.com – Istana Kadriah adalah peninggalan bersejarah Kesultanan Pontianak. Terletak di tepi Sungai Kapuas, Kalimantan Barat, tempat ini menjadi salah satu destinasi wisata edukasi yang wajib dikunjungi bagi pecinta sejarah dan budaya.
Sejarah Singkat Istana Kadriah
Menurut Jurnal Edukasi (Vol 1, No 1, 2014) karya Basuki Wibowo dkk., Istana Kadriah dibangun pada 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, putra Habib Husein Alkadrie—ulama asal Arab yang menyebarkan Islam di Pontianak.
Setelah wafatnya Habib Husein, keluarga Alkadrie dan pengikutnya menyusuri Sungai Kapuas Kecil hingga tiba di pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak. Di lokasi ini mereka membangun Kesultanan Kadriah dan Masjid Djami. Syarif Abdurrahman pun diangkat sebagai Sultan pertama Kesultanan Pontianak.
Kesultanan Kadriah dan Perannya
Kesultanan Kadriah dipimpin oleh delapan sultan hingga bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada tahun 1950. Dari sinilah cikal bakal Kota Pontianak terbentuk.
Sultan terakhir, Syarif Hamid II Alkadrie, berperan penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Ia dikenal sebagai perancang lambang negara Garuda Pancasila yang digunakan hingga kini.

Daya Tarik Istana Kadriah
-
Arsitektur klasik Melayu dengan sentuhan Arab dan Islam.
-
Koleksi benda pusaka, foto, dan peninggalan kerajaan.
-
Lokasi strategis di tepi Sungai Kapuas dengan suasana tradisional Pontianak.
Lokasi, Harga Tiket, dan Jam Buka
-
Alamat: Kampung Dalam Bugis, Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
-
Harga tiket masuk: Gratis (tidak dipungut biaya).
-
Jam operasional: Sekitar 07.00–17.00 WIB setiap hari.
-
Akses: Dapat ditempuh dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum dari pusat kota Pontianak.
